Salah satu Menu Wajib Ngebotram
Saya baru
mengenal istilah botram sejak menetap di Bandung. Botram merupakan kegiatan makan bareng/ngariung dengan
kawan, keluarga, maupun kerabat. Saya dan kawan-kawan seperantauan sering banget
ngebotram. Persamaan nasib dan isi kantong kadang membuat keseruan tersendiri setiap
kali kami ngebotram. Biasanya kami tidak hanya makan bareng, tapi sebelumnya
kami pun masak bareng.
Beberapa
kostan kawan yang memiliki dapur pun seringkali dijadikan basecamp ngebotram. Dengan ngebotram, kami bisa hemat berkali-kali
lipat. Contohnya dengan menu calmari alias cumi krispi ala anak kostan dan mi
goreng sayur yang tumpah ruah, kami cukup patungan 10ribu rupiah/orang. Enak & kenyang!
Kemampuan
memasak saya pun sedikit banyak terasah lewat botram. Saya dan kawan-kawan sering kali mencoba menu baru. Saya teringat saat kami berhasil
bikin egg roll dan dimsum yang menurut kami enak, kami langsung berkhayal akan
membuat masakan itu untuk anak-anak kami kelak.
Ceu Yame: “Duh
aku mah bakal buat ini terus da buat bekel anak aku nanti.”
Chia: “Aku
juga mau, Ceu. Ini bisa dimasukin ke kulkas ya, jadi kalo pagi teh tinggal
digoreng dan dikukus lagi aja.”
Terus tiba-tiba tersadar dari dunia khayal. Woy, cari suaminya
dulu kali baru mikirin anaknya! Ya namanya juga usaha, heuheu.
Ditambah
saat-saat penuh tekanan seperti saat mengerjakan tesis. Untuk menghilangkan stress
dan jenuh di perpustakaan, saya kerap ngerjain tesis di kostan dan seharian masak
di kost. Dengan modal 20ribu saya bisa makan enak seharian.
Saat saya lagi masak banyak, saya suka panggil kawan saya (sebut aja namanya Mbak Dewi) untuk ke kostan. Kami pun sering masak dan makan bareng (ya walaupun Mbak Dewi ini lebih seringnya jadi kang potong-potong sama kang cuci piringnya hahaha. Damai yah Mbak’e!). Porsi yang seharusnya untuk 3-4 orang pun habis oleh kami berdua. Ya itulah fungsi botram. Makan banyak, murah, dan enak!
Saat saya lagi masak banyak, saya suka panggil kawan saya (sebut aja namanya Mbak Dewi) untuk ke kostan. Kami pun sering masak dan makan bareng (ya walaupun Mbak Dewi ini lebih seringnya jadi kang potong-potong sama kang cuci piringnya hahaha. Damai yah Mbak’e!). Porsi yang seharusnya untuk 3-4 orang pun habis oleh kami berdua. Ya itulah fungsi botram. Makan banyak, murah, dan enak!
Ceritanya Kue Cokelat Magic Com ala Anak Kost:')
Kehidupan
mahasiswa S2 yang cukup ‘keras’ berpotensi memunculkan stress yang berkepanjangan.
Ditambah tinggal seorang diri di tanah rantauan, jauh dari orang tua, dan
jomblo pula hanya berkawan dengan tugas-tugas, jika tidak pandai disiasati
akan mencetuskan kestressan yang tak kunjung usai. Nah dengan botram ini bisa
menjadi salah satu alternatif solusi untuk kami para perantau yang mempunyai tugas-tugas
maha dahsyat.
Ah seketika saya jadi rindu dengan kawan-kawan ngebotram saya. Karena menurut saya pribadi, botram bukan hanya sekedar penyelamat kantong mahasiswa di tanggal tua. Tapi lebih dari itu, botram memberikan kami ruang untuk berbagi. Bukan hanya berbagi makanan tapi juga berbagi cerita tentang apa saja. Termasuk hal-hal remeh temeh hingga hal-hal berat seperti apapun yang melibatkan hati.
Kini kawan-kawan
satu perbotraman saya telah memiliki kesibukan masing-masing. Kebanyakan telah
kembali ke kampung halamannya. Namun ada sebagian lagi yang masih menetap di
Bandung.
Dear
eceu-eceu ejeung akang-akang, semoga kelak kita dipertemukan kembali pada botram-botram
selajutnya. Bercerita tentang hal-hal yang telah kita lalui dan hal-hal yang
menjadikan kita dewasa. Selamat menggapai asa!
6 comments
Setuju...sayapun begituu..hehe..suka kumpul2 masak patungan, lalu makan rame- rame :D
ReplyDeleteHihihi kalo kata kang emil hidup emang udunan yah teh😄
Deletekarena makan dan masak bareng adalah salah satu sarana pengorganisasian *cenah*
ReplyDeleteAduh aktivis mah beda euy, langsung nyambung ke organisasi ahahaa,😄
Deleteiya nih, sekarang mah ngobrol sama anil jadi nyambung aja ke orhanisasi. beda bgt dengan waktu SMP dulu heuheu...
Deletesalam kenal Chia :-)
eh bener kan dipanggilnya Chia? *sotoy* :-D
Teh icha sama teh anil satu SMP? Ini rasanya kaya 'tali kasih' yah di blogku hihihi
DeleteSalam kenal juga teh icha, muhun teh. Aku Chia. Tinggal diputer aja yah namanya jd mirip teh icha hahaa:D