Sejatinya,
setiap orang memiliki hak yang sama untuk mengeyam pendidikan. Namun terkadang,
hidup tidak selalu nampak ideal. Ada berjuta
alasan hingga tidak semua orang mendapatkan
pendidikan yang setara. Untuk itu mereka hadir guna meminimalisir
berbagai hambatan tersebut. Mereka
seperti pelita yang memberikan jalan terang pada lembah kegelapan bernama ruang
hampa tanpa ilmu pengetahuan.
Bermula pada awal tahun 2014, saya tertarik untuk mencari
kegiatan sukarelawan sebagai pengajar. Alasan
utamanya sangatlah sederhana. Saya rindu untuk memegang kelas sendiri. Kala itu saya memang telah bekerja
sebagai Guru Pendamping Khusus (GPK) di sebuah sekolah inklusif di Jakarta. Namun
ruang gerak saya sebagai GPK tidak begitu leluasa dalam mengelola kelas. Bisa
dibilang tanggung jawab saya berbatas pada anak-anak berkebutuhan
khusus yang saya tangani—walaupun tak jarang saya
pun turut bertanggung jawab pada seluruh siswa di dalam satu kelas
tersebut—sehingga saya berusaha untuk mencari kegiatan mengajar di luar
pekerjaan yang memungkinkan saya untuk memiliki kelas sendiri.
Setelah mencari-cari berbagai info seputar kegiatan
sukarelawaan mengajar di Kota Depok, tiba-tiba salah seorang teman mengirimkan
sebuah pesan yang berisikan informasi tentang
perekrutan relawan pengajar sebuah
rumah belajar di Depok. Saya
pun tertarik dan segera mengunjungi tempat yang direkomendasikan oleh teman saya tersebut.
Mereka menyebutnya dengan ORCID
ORCID yang merupakan
kepanjangan dari Organisasi Cinta Pendidikan Depok, digagas dan dikembangkan
oleh sekumpulan pemuda yang peduli akan pendidikan. Komunitas ini bergerak dalam
memberikan pendidikan secara cuma-cuma bagi adik-adik di
sekitar Stasiun Depok Lama setiap sabtu dan minggu. Ada berbagai kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan.
Selain diberikan pelajaran yang menyangkut akademik, adik-adik ORCID pun
diberikan berbagai kegiatan yang menyangkut seni maupun kreativitas. Seperti
mewarnai, menggambar, menari, dll.
Saya masih ingat betul, hari pertama kedatangan saya kesana. Saya
disambut cukup hangat oleh kakak-kakak pengajar saat itu. Mereka dengan tangan terbuka menyambut pengajar-pengajar baru. Walaupun awalnya saya sempat merasa kikuk—dikarenakan saya
tidak memiliki kenalan satu pun disana—namun lama-kelamaan suasana pun mencair. Saya merasa menemukan
rumah kedua yang mau menerima kedatangan saya.
Sayangnya saya hanya dapat mengajar untuk beberapa bulan
saja, itupun tidak full datang setiap minggu. Pada
pertengahan tahun 2014, saya harus melambaikan tangan pada ORCID karena melanjutkan
sekolah di Bandung.
Di bulan Mei ini, ORCID berulang tahun yang ke-4. Dalam ranah perkembangan anak, usia 4 tahun telah memasuki fase golden
age dari seorang bayi. Artinya, fase ini merupakan saat terbaik dalam memberikan
stimulus untuk membangun segala aspek kehidupannya. Untuk itu semoga ORCID
selalu dikelilingi stimulus positif dalam bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh
semakin baik dalam memberikan kebermanfaatan bagi adik-adik yang selalu haus
akan ilmu pengetahuan dan berkembang menjadi semakin solid diantara para kakak pengajarnya.
Hingga saat ini ORCID masih terus
bergerak, menembus labirin-labirin segala keterbatasan. ORCID masih terus
hidup, karena dihidupi oleh para kakak pengajar dengan cahaya ketulusan mereka.
Mereka yang bekerja tanpa pamrih, mereka yang bekerja dalam senyap. Tak perlu
berbagai lampu sorotan, namun berbagi adalah muara segala tujuan. Seperti kata Kang Emil, “Relawan tidak dibayar bukan karena mereka tidak
berharga, tetapi karena mereka tidak ternilai,”
Saya pribadi selalu kagum dengan para relawan
yang mau meluangkan waktu mereka untuk berbagi dengan sesama. Terlebih mereka
adalah para pemuda yang memiliki dedikasi yang tinggi. Sebuah dedikasi untuk
membuat lingkungan sekitar menjadi lebih baik.
Tak usah jauh-jauh berbicara membangun
Indonesia, namun dengan langkah-langkah kecil yang mereka lakukan, sadar atau
tidak mereka telah menyusun bata-bata kecil yang kelak akan menjadi benteng
kokoh. Benteng yang membantu adik-adik menggapai cita dan asa. Untuk semua
kakak pengajar, semoga selalu diberikan kebaikan oleh Alloh sebagaimana kalian
telah menebar kebaikan untuk sesama.
ORCID
adalah rumah yang berlimpahan cahaya. Sejauh apapun kaki melangkah, setiap
rumah akan selalu dirindukan para penghuninya untuk pulang.
Sekali lagi, selamat ulang tahun,
ORCID! Tetap menjadi lentera penerang bagi adik-adik dalam memamah ilmu
pengetahuan. Teruslah menginspirasi!
karena jika boleh jujur salah satu gerakan yang menginspirasi saya dalam
membentuk Rumah Hati adalah ORCID. Sebuah kebahagiaan pernah bergabung dengan
keluarga ini dan semoga kelak saya diberikan kesempatan untuk dapat bergabung kembali.
P.S: Bagi teman-teman yang tertarik untuk menjadi relawan pengajar di ORCID atau tertarik menjadi donatur demi
membantu pembelajaran mereka, sila menghubungi Kak Ihsan (0823-1027-4380) atau langsung berselancar
ke blog: ngorcid.wordpress.com
2 comments
Mulia sekali kegiatannya, lancar selalu ya :) Btw, udah ikutan lomba blog dari Paybill.id? Katanya hadiahnya menarik :D ini linknya kalo mau ikutan http://bit.ly/SatuBlogPaybill
ReplyDeleteSalaam yulia,
DeleteAamiin, trims yaa doanyaaa:D