Pada sebuah
malam dengan bulan yang hanya tinggal separo, aku melihat wajahnya muram. Tidak
ada seberkas senyum yang biasa mengembang di bibirnya. Dia yang kukenal sangat
bergairah dengan hidup, mendadak seperti akan mati pada detik itu juga.
Sudah pernah sepatah ini?
Belum. Eh
mungkin sudah. Tapi sudah lupa, jawabku seenaknya.
Aku
memperhatikan gerak-geriknya dengan cemas. Dia hanya mengaduk-ngaduk es teh
manis yang sudah meluber di atas meja. Tak diminumnya, hanya diaduk-aduk dengan
malas.
Aku ingin keadaannya kembali seperti dulu, tapi dia lebih memilih
untuk mengakhirinya.
Apa
alasannya?
Katanya dia sudah muak denganku. Dengan segala sifat jelekku. Aku
ingin berubah, tapi dia sudah terlanjur lelah. Dia tidak mau menerima diriku kembali.
Semua sudah terlambat.
Kau sudah
berusaha, tapi dia tetap tidak mau. Aku pikir tidak ada jalan lain, selain
menerima dan meneruskan hidup tanpanya.
Tidak semudah itu!
Lalu, apa
yang bisa kau lakukan? Sedang dia sudah tak mau menerima kau kembali?
Entahlah!
Kulihat
lelehan air mata menggenang pada pelupuk matanya. Setetes. Dua tetes. Lalu
menderas dan dia pun menangis sesegukkan.
Semenjak
saat itu, muram selalu merundung di wajahnya. Ditambah telepon-telepon yang selalu
bercerita tentang kesedihan dan segala kegagalan atas usahanya dalam membaikkan
hubungannya kembali.
Aku benci
melihatnya seperti itu. Aku benci melihat orang menjadi lemah hanya karena
patah hati. Tapi aku mencerna dalam-dalam kisahnya. Mengambil beberapa makna
yang mungkin dapat kuserap untuk hidupku sendiri. Ah, cinta.
Kamu hanya belum menemukan seseorang yang akan membuatmu seperti
ini. Jatuh cinta dalam-dalam kemudian patah hati, itu sangat menyakitkan! Tandasnya
sambil menutup sambungan telepon. Mungkin dia kesal, karena aku kurang acuh
dengan masalahnya.
Memang,
belakangan ini aku hanya ingin menjadi pendengarnya saja. Hanya mendengarkan. Karena
segala upayaku untuk membaikkan hatinya selalu berujung pada rasa lelah. Berkali-kali aku berkata, berkali-kali itu pula kalimatku seperti gema yang
memantul-mantul. Hilang dan tak diserapnya. Berhari-hari. Berminggu-minggu.
Berbulan-bulan ia tetap seperti itu. Muram. Sehingga aku menarik kesimpulan
bahwa terkadang seseorang hanya ingin didengar, tak ingin dinasehati.
Adakah hal yang
lebih gila menandingi perempuan yang sedang patah hati? Kurasa, tidak ada. Perempuan
yang sedang patah hati adalah hal yang paling gila yang pernah ada.
Bagiku, dia hanya
perlu waktu untuk menyerap dan merasai segalanya. Bahwa patah hati adalah sebuah
proses alamiah yang kadang harus dilalui oleh sebagian manusia. Segala
penolakan-penolakan yang terjadi di dalam hidupnya-termasuk oleh mantannya-adalah
sebuah pelajaraan yang sangat berarti. Bahwa terkadang hidup tidak hanya dapat
memberimu kebahagiaan yang membuncah, namun hidup juga dapat memberikan rasa sakit
yang begitu mendalam. Hari ini mungkin masih terasa sakit, namun pelan-pelan sakitnya
akan hilang. Akan hilang.
Aku menjawab
pertanyaannya yang tak sempat kujawab via telepon. Aku langsung mengirimkan beberapa
baris teks via whatsapp kepadanya,
“Sama sepertimu, aku juga pernah merasakan patah hati yang begitu dalam. Adalah ketika
aku ditinggalkan seorang ayah, cinta pertamaku. Cinta pertama dari setiap anak perempuan. Aku
tahu rasanya kehilangan dalam-dalam, rasanya tidak enak. Lekas baik, ya!”
Dia pun
membalas pesanku, Doakan aku semoga
selalu dikuatkan Tuhan. Menjadi kuat, sepertimu.
Dan aku kembali
membalasnya, “Itu hanyalah masalah waktu.”
****
8 comments
Kasihan neng kisah temenmu itu..dy akan terhibur kalo baca tulisan ini 😊
ReplyDeleteAamiin neng dewi :D
DeleteSemoga temanmu tetap tegar dan kuat ya Mba.
ReplyDeleteSalaam cha,
DeleteAamiin yaAlloh, terima kasih doanya yah :)
Ya begitulah efek jatuh cinta berlebih.. Hatipun bisa patah..
ReplyDeleteBalik lagi kita mikir kesiapa yg udah nyiptain itu hati? :)
Salaam dian,
DeleteBetul segala yang berlebihan memang gak baik yah?
Tapi ada yg bilang, "if it's not crazy, it's not love" ya begitulah cinta hehehe.
Trims yah sudah blog walking :D
setuju sama pendapat-pendapat di atas segala yang berlebih memang tidak baik hehehe...
ReplyDeleteHihihii :D
Delete