Suatu pagi saya berjalan melewati pasar di dekat kosan.
Seperti biasa kondisi jalan menuju pasar selalu crowded. Di sepanjang bahu jalan pedagang sayur menjajakan
dagangannya. Alhasil space untuk
pejalan kaki dan kendaraan bermotor menjadi berkurang. Dampaknya macet pun
sering terjadi, karena baik pejalan kaki maupun pengendara motor harus berjalan
secara pelan-pelan.
Saya sudah berjalan di sisi yang benar, yaitu sebelah kiri.
Namun tiba-tiba sebuah motor menyalip dan menyerempet saya. Lengan kanan saya
pun terbentur badan motor itu. Motor tersebut berisikan 2 orang, pengendaranya
dan orang yang diboncengnya. Saya pikir motor tersebut akan berhenti dan minta
maaf, namun saya keliru. Karena motor tersebut malah tetap melenggang dengan
tenang.
Saya yang kaget, terus memandangi motor yang tidak merasa
bersalah itu. Malahan orang yang dibonceng motor tersebut sempat menoleh ke
arah saya. Dan anehnya ia malah terus melototin saya dengan mengucapkan
beberapa kata-kata mengancam (yang saya baca dari gerak bibirnya) seperti, “Apa lo liat-liat, sini lo kalo berani!”
Saya pun kembali dibuat shock,
astaghfirullahal adzim.
Siangnya, saya mengantri di salah satu warung nasi langganan
saya. Di jam-jam makan siang warung nasi ini memang selalu dipenuhi para mahasiswa.
Karena selain enak, harganya pun sangat pas di kantong mahasiswa, murah meriah!
Setelah mengantri cukup lama dan tiba di antrian paling awal, tiba-tiba ada 1
mahasiswi yang berusaha menyerobot antrian saya. Dimana seharusnya antriannya terdri
dari 1 line, namun ia malah membuat
antrian sendiri dengan 2 line.
Namun karena penjual nasinya sudah tau saya duluan yang mengantri,
akhirnya dia melayani saya terlebih dahulu. Mahasiswi tersebut pun marah-marah
kepada penjual nasi, ia beralasan bahwa ia akan makan di tempat jadi seharusnya
dilayani terlebih dahulu dibanding saya yang makannya dibungkus. Namun penjual
nasi pun mengelak dengan menyatakan bahwa dibungkus atau makan di tempat sama
saja. Semua sesuai antrian. Alhasil mahasiswi tersebut hanya bisa cemberut dan
menggerutu.
Dari 2 kejadian pada hari itu, banyak memberikan pelajaran
hidup untuk diri saya pribadi. Bahwa terkadang kata ‘maaf, tolong, dan terima kasih’ yang sepertinya sangat sepele, ternyata
sangat penting untuk diucapkan sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Jika saja pengendara
motor yang menyerempet saya mengucapkan maaf, saya tidak akan kesal. Pun dengan
mahasiswi yang menyerobot antrian.
2 kejadian itu membuat saya berpikir bahwa dalam hidup
bermasyarakat attitude adalah yang
utama. Karena kita hidup bersama masyarakat, yang otomatis memiliki nilai dan
norma yang berlaku. Sehari-hari pun kita bersentuhan dengan masyarat dengan segala
attitude kita. Lain hal dengan hati.
Kedalaman hati seseorang hanya dia dan Tuhan yang tahu, tapi attitude dapat dinilai dan terlihat oleh
orang lain.
Sehingga tidak cukup rasanya memiliki dan memperbaiki hati menjadi
baik tanpa diiringi attitude yang
baik pula. Karena menurut saya, even sepintar
dan sehebat apapun seseorang namun jika dia tidak memiliki attitude yang baik maka jangan harap mendapatkan respect yang baik pula dari orang lain.
Ya, saya mengambil banyak hikmah dari 2 kejadian itu. Salah satunya
adalah mengawasi diri sendiri jika lupa dan khilaf akan attitude yang kurang baik. Mungkin saja seringkali attitude saya dinilai kurang baik, namun
saya tidak menyadarinya. InsyaAllah,
saya akan terus belajar memperbaiki attitude
saya agar tidak merugikan orang lain nantinya. Karena ternyata tidak enak rasanya
menjadi orang yang dirugikan akibat attitude
buruk orang lain.
Sekian curhatan saya, terima kasih ya sudah membaca hehee :)
6 comments
Iya Bener. Aduh aku jadi merasa diingatkan. Makasih ya.
ReplyDeleteSalam kenal. Ya. Masih inget aku ga? Hehe
Halooo yesi,
DeleteMasih inget dong am yesi hihihi, apa kabar yes?
Iyah yes, saling mengingatkan yaa kita hihii :)
kdg ga abis pikir ya mba.. kok masih ada org2 yg kliatannya sih terpelajar, tp kelakuan masih barbar -__-. ga ngerti salahnya di mana... apa lingkungan ato ortunya yg ga ngajarin ttg attitude yg baik dlm masyarakat
ReplyDeleteIyah mbak fanny,nyesek banget ngeliatnya :") tp seenggaknya bisa jd pelajaran buat kita spy jgn sampe attitude kita ngerugiin org lain :D
DeleteLengan kanannya nggak apa-apa kan, mbak? *salah fokus*
ReplyDeleteAlhamdulillah cuma biru2 dikit,mas. *malah ditanggeping* :)))
Delete