Karena tak
membawa payung, saya harus rela menunggu hujan melembut ketimbang kuyup
diterjang buliran air yang cukup lebat. Ada banyak hal yang seharusnya dapat
saya lakukan sambil menunggu hujan reda di pelataran teras perpustakaan. Namun
entah mengapa saya malah memilih untuk membuat tulisan ini. Mungkin menulis
blog lebih menarik perhatian saya ketimbang menulis hal-hal yang berbau ilmiah
seperti tugas beserta antek-anteknya misalnya, hhehee.
Seberapa dalam sebuah
ingatan dapat merobek hatimu?
Pada mulanya, ada beberapa hal yang sulit untuk dilupakan.
Bahkan terkadang kita tidak dapat membayangkan untuk dapat melupakan setiap
inchi-nya. Segalanya terekam pada setiap labirin ingatan kita. Hingga kita
membutuhkan beribu cara untuk melupakannya. Namun pada akhirnya kita sadar, semakin
kita berusaha untuk melupakan semakin lihai ingatan kita merekam semuanya.
Sadar atau
tidak, saat ini kita hidup pada masa yang menuntut segalanya untuk serba cepat.
Kita dituntut untuk segera berpindah dan segera berlari. Kita melihat beberapa
orang setengah berlari, sebagian berlari pendek-pendek, dan sisanya berlari sekencang-kencangnya.
Kita pun membatin, jika kita hanya melangkah kecil-kecil maka kita akan
tertinggal. Jauh tertinggal dari orang-orang itu.