Bagi saya pribadi, kini menulis telah memiliki arti lebih dari sekedar
melepaskan penat atau mencurahkan segala isi hati. Lebih dari itu. Menulis
seperti merayakan hidup. Ada berbagai cara saya sebagai penulis yang (masih)
amatiran dalam menjaga produktivitas dalam menulis. Nah kali ini saya mau
berbagi beberapa tips dalam menjaga konsistensi dalam menulis. Yuk disimak yuk!
- Tentukan deadline
Ya deadline. Beberapa orang terlihat
ketar-ketir saat mendengar kata deadline.
Namun di dunia tulis-menulis, kata deadline sepertinya ampuh untuk menjaga produktivitas kita dalam menulis.
Menentukan deadline merupakan salah
satu cara yang efektif dalam mengajarkan diri kita untuk disiplin dalam
menulis. Entah sehari sekali, seminggu sekali, atau sebulan sekali.
Saya pribadi kadang masih suka bandel dengan deadline yang telah saya buat sendiri. Entah untuk rutin dalam
menulis di blog ini ataupun untuk mengikuti berbagai lomba menulis. Alhasil project-project tersebut kebanyakan mangkrak,
hehee. Jangan dicontoh yah!
Pada sebuah diskusi dengan salah satu teman saya tentang bagaimana sih menjaga
konsistensi dalam menulis, dia pun berkata, “Terkadang menulis itu seperti saat
kita ingin buang air besar; harus segera dilakukan saat itu juga.” Agak lucu ya
analoginya hehee. Memang betul. Sepertinya saat kita mendapat feeling untuk menulis, maka sebaiknya sesegera
mungkin harus dieksekusi. Karena jika ditunda-tunda khawatir akan lupa.
Namun menurut penulis kawakan sekelas Dee, “Hanya penulis semi
profesional yang menulis tatkala menunggu ide dan inspirasi. Penulis
profesional akan menulis menurut deadline
yang ditetapkannya.”
- Cari waktu yang tepat untuk menulis
Setiap orang
tentunya memiliki waktu yang berbeda dalam menulis. Saya pribadi memilih waktu malam hari atau dini hari. Alasannya karena
pada saat itu ide dan inspirasi seperti datang bertubi-tubi ke otak saya *agak lebay. Tapi jika memiliki waktu
senggang, saya lebih memilih untuk mengkhususkan waktu untuk menulis. Seperti menulis
di taman-taman, café-café, dan berbagai ruang publik terbuka lainnya.
- Jadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan
Untuk saat
ini, saya memang belum menjadikan menulis sebagai karir profesional yang akan saya
kejar. Namun terdapat impian besar di dalamnya. Saya masih
menjadikan kegiatan tulis-menulis merupakan salah satu kebutuhan diri saya
dalam mengekspresikan apa yang saya pikirkan. Entah segala kegelisahan hati
atau penyambung pikiran saya yang kadang-kadang tidak menemukan jawaban pasti.
- Setiap tulisan memiliki pembaca
Berbagai
macam ketakutan dapat menghantui beberapa penulis terkait
dengan penyaluran ide kreatifnya. Diantaranya adalah sedikit orang yang membaca
tulisan, sedikit orang yang mengapresiasi karyanya, dll. Ketakutan-ketakutan tersebut sangat manusiawi.
Namun jangan sampai segala ketakutan tersebut justru membelenggu
diri kita untuk berkaya.
Hal yang saya
lakukan dalam menyemangati diri saat menulis adalah saya percaya bahwa
setiap tulisan pasti menemukan pembacanya masing-masing. Walau hanya satu atau
dua orang. Namun kita tidak pernah tau kan seberapa pengaruh tulisan kita terhadap orang tersebut. Kita tidak pernah tahu jika tulisan yang kita buat ternyata
memberi kebahagiaan kepada orang lain. Atau kita
tidak pernah tahu, bahwa tulisan sederhana yang kita buat ternyata berpengaruh
besar kepada orang lain.
- Menulislah dengan hati
Ada yang
bilang bahwa saat kita menulis dengan hati, maka pesan dari tulisan tersebut
akan sampai ke hati pembaca juga. Jadi tetaplah menulis dengan hati, karena
kita tidak pernah tahu berapa banyak hati yang nantinya akan teketuk setelah
membaca tulisan kita.
Terakhir, segala macam tips menulis di atas akan sia-sia kalau kita tidak memulai untuk menulis. Jadi tunggu apa lagi? Mari menulis! dan Mari merayakan kehidupan! :D
Terakhir, segala macam tips menulis di atas akan sia-sia kalau kita tidak memulai untuk menulis. Jadi tunggu apa lagi? Mari menulis! dan Mari merayakan kehidupan! :D
0 comments