Apa yang
paling membahagiakan selain menghabiskan masa tuamu bersama orang-orang yang kau
cintai ?
sumber gambar disini
Mudik memang
menyisakan banyak cerita bagi sebagian orang yang menjalaninya. Kembali ke
kampung halaman, bertemu dengan orang-orang yang dicintai, merajut kembali
segala kenangan manis di tanah kelahiran, merupakan salah satu anugerah yang
sangat berharga. Tak terkecuali denganku. Banyak hal-hal menarik yang aku temukan
di kampung halaman ibu saat mudik tahun ini.
Saat aku perhatikan,
ternyata di kampung halaman ibuku terdapat cukup banyak orang-orang berusia
lanjut. Di sepanjang jalan, tak jarang aku temukan orang-orang berusia lanjut
namun masih aktif dan produktif dalam bekerja. Entah bekerja mencari nafkah keluarga
maupun melakukan pekerjaan rumah sehari-hari. Banyaknya populasi orang-orang
berusia lanjut di desa-desa, dimungkinkan karena sebagian besar rumah di desa dihuni
oleh para orang tua sedangkan anak-anak mereka memilih merantau di kota dan
membangun keluarga.
Melihat
pemandangan seperti itu, entah mengapa mengingatkanku pada masa tua. Sebuah
masa dimana raga tiada kuasa melawan waktu. Kulit mengeriput, rambut memutih,
mata yang tak lagi tajam, dan menyisakan tenaga yang tak sepenuh masa muda dulu.
Jika Tuhan beri umur, bukankah menyenangkan bila ditemani oleh orang-orang yang
kita cintai dalam melewati masa tua? Entah ditemani anak maupun pasangan hidup.
Aku pernah membaca salah satu buku yang mengatakan bahwa,
“Saat kau beranjak tua, sesungguhnya kau tidak lagi memerlukan harta
yang berlimpah, keagungan, maupun kebanggaan yang kau cari-cari saat muda. Namun hidup berbahagia
dan nyaman dengan orang-orang yang kau cintai, itu sudah lebih dari cukup.”
Suatu waktu aku
pernah membayangkan di hari tuaku kelak, aku akan tinggal di sebuah rumah
sederhana bersama pasangan hidupku. Membiarkan anak-anakku mengembara mengejar
mimpi-mimpi mereka. Pada sore hari setelah lelah bekerja, kami duduk-duduk di
teras sambil menyesap teh hangat. Berbincang hangat sambil mengenang kembali
masa-masa indah sewaktu muda. Berpuluh tahun dilalui bersama, bertumbuh
dan saling mendewasakan, juga mececap setiap takdir Tuhan menjadi kesyukuran dalam hidup yang tak habisnya.
Terlepas dari segala takdir Tuhan atas hidup,
mati, serta umur setiap hambaNya, maukah kau menua bersamaku ?
4 comments
Kalau ada 2 insan yg memiliki cita² tulus untuk bisa hidup menua bersama, jawabannya adalah bisa dan pasti mau 😆
ReplyDeleteSalaam akhsan,
DeleteAamiin! Semoga segera dipertemukan dgn insan tsb yah :D
Trims sudah blog walking ;)
Tuhan pasti memberikan yang terbaik, hopefull :)
ReplyDeleteAamiin yaAllah :')
Delete