Ada yang bilang, ”Ketika hatimu patah, bawalah kakimu untuk melangkah.”
Bagi sebagian orang yang patah hati,
membawa kaki melangkah jauh dipercaya dapat mengobati luka hati atau setidaknya
meminimalisirnya. Namun bagi saya pribadi, indikasi saya harus melangkahkan
kaki adalah saat keruwetan dan kestresan mulai menari-nari di kepala. Itu
tandanya, “Oke, Mungkin saya lelah dan butuh
piknik!”.
Secara tak sengaja saya membuka folder foto jalan-jalan di leptop dan
mata saya langsung tertuju pada folder
foto perjalanan ke Bukit Moko bersama para sahabat saya. Perjalanan itu kami
lakukan pada saat semester lalu tepatnya pada akhir bulan Desember 2014. Saat
itu saya berserta para sahabat memutuskan untuk sejenak hiking ke Bukit Moko. Bulan Desember tahun lalu memang bulan yang
penuh dengan deadline tugas, UAS, beserta
antek-anteknya. Bisa dipastikan pada bulan Desember kemarin, tiada hari tanpa
melototin leptop, diskusi dengan kelompok, dan malam-malam panjang yang
dihabiskan dengan begadang. Sehingga saat memiliki satu hari untuk libur, kami
langsung sigap menggunakannya untuk refreshing.
Bisa dibilang ingin lari dari tugas-tugas yang membelenggu walau untuk
sementara waktu hehee.
Awalnya kami ingin melihat sunrise di Bukit Moko dan berencana berkumpul jam 4.40 WIB di
depan kost’an saya. Namun karena satu dan lain hal, kami baru berkumpul pada
pukul 05.00 pagi. Perjalanan pagi-pagi buta menuju Bukit Moko dari kosan saya yang
terletak di Geger Kalong kurang lebih menghabiskan 40-50 menit dengan
menggunakan kendaraan pribadi. Alhasil malang pun tak bisa ditolak, kami malah
didahului matahari yang terlebih dahulu terbit. Rencana melihat sunrise dari ketinggian Bukit Moko pun
Gatot! Gagal Total! :”)
Rasa kekecewaan karena ketinggalan sunrise terbayar karena Bukit Moko di
pagi hari masih memiliki pesona yang luar biasa. Udara dingin langsung menyapa
kami sesampainya di Bukit Moko dan selimut kabut tebal pun masih terlihat
menggulung-gulung di angkasa menambah kecantikan Bukit Moko. Dari ketinggian
Bukit Moko ini kami bisa menikmati sebagian besar wajah Kota Bandung secara 180
derajat. Hamparan bukit-bukit nan hijau dan kicauan merdu burung-burung yang
silih berganti menambah daya tarik Bukit Moko itu sendiri. Sesekali saya
menghirup dalam-dalam udara dingin di sekitar saya dan membuangnya secara
perlahan-lahan. Rasanya damai.
Bukit Moko terletak di Kecamatan Cimenyan
Bandung. Kebanyakan orang menyebut Bukit Moko dengan Bukit Bintang. Karena di
puncak bukitnyanya terdapat bintang yang cukup besar. Menurut cerita, yang
memiliki bukit ini bernama Haji Moko, jadilah orang-orang banyak mengenal bukit
ini dengan nama Bukit Moko. Untuk sejenak menikmati kepulan kabut beserta
panorama wajah Bandung dari ketinggian Bukit Moko, sebenarnya kami tidak perlu
merogoh kocek yang terlalu dalam. Cukup dengan membayar parkir sebesar
Rp.5000,-. Namun alangkah sayangnya, apabila kami sudah di Bukit Moko tapi
tidak mengunjungi Patahan Lembang. Karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, kami memutuskan
untuk memulai pertualangan mencari Patahan Lembang. Di atas Bukit Moko terdapat
sebuah loket yang menjual tiket untuk menuju ke Patahan lembang dan dengan cukup
membeli tiket sebesar Rp. 8.000/orang kami dapat memulai hiking ke Patahan Lembang.
in frame: Bli Eka
Perjalanan menuju Patahan Lembang
cukup menyita tenaga. Jalan menuju Patahan Lembang terdiri dari jalan-jalan
tanah yang sempit dan kecil. Sebenarnya untuk medannya sendiri tidak begitu
curam. Namun tanah yang kami pijak sangat licin karena semalaman diguyur hujan,
alhasil kami harus berhati-hati dalam berjalan jika tidak ingin terpeleset. Selama
perjalanan menuju Patahan Lembang, kami disuguhkan berbagai macam pemandangan
yang sangat indah. Gundukkan bukit, jajaran hutan pinus, aneka bunga-bunga yang
cantik, nyanyian burung, seakan semua menjadi satu kesatuan yang terus
menyemangati kami untuk mencari Patahan Lembang.
in frame: Dewi Ekasari
Dan akhirnya setelah mendaki gunung melewati
lembah, Patahan Lembang pun kami temukan. Horeee!!! Dari Patahan Lembang,
terlihat pula sebagian wajah Kota Bandung. Indah Banget! Rasanya segala peluh
yang bercucuran, kaki yang pegel-pegel, rasa ingin tahu yang cukup besar,
kebayar semua dengan pemandangan Patahan Lembang. Subhanallah! Bersyukur banget Tuhan masih memberikan kesempatan
untuk bisa melihat salah satu kebesaranNya. Hasilnya, segala rasa penat, stress, ruwet,
pun hilang berganti dengan perasaan senang, bahagia dan damai.
“Saat diri
berada pada titik jenuh yang teramat tinggi, mungkin saatnya berhenti sejenak
dari rutinitas dan lakukanlah perjalanan.”
Memang dengan melakukan perjalanan engga
langsung memecahkan masalah sih, toh tugas-tugas saya juga tetep menumpuk. Tapi
seenggaknya dengan berjalan saya dapat menemukan hal-hal baru, menambah
perspektif saya tentang banyak hal, dan memperkaya hidup saya dengan pengalaman
baru. Dan lagi, saya ditemani para sahabat seperjuangan yang tentunya menambah
keseruan perjalanan kali itu. Good Place,
Good Friends! ;)
Tunggu apa lagi, Yuk jalan yuk!
TIPS & TRICKS :
- Akses untuk ke Bukit Moko memang lebih mudah dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi entah mobil atau motor. Patokannya sebelum terminal Cicaheum, dapat mengambil jalan ke arah Padasuka (Saung Angklung Mang Udjo). Dari situ tinggal mengikuti jalan saja hingga melewati Caringin Tilu (Cartil) terus hingga naik ke atas.
- Medan untuk ke Bukit Moko terdiri dari banyak tanjakan, untuk itu cek kondisi kendaraan agar benar-benar FIT (terutama rem) sebelum benar-benar pergi kesana.
- Disarankan menggunakan sepatu yang tidak licin saat hiking ke Bukit Moko.
- Selamat berjalan, Jaga terus kebersihan lingkungan, Salam Lestari !
- Untuk catatan kedua tentang perjalanan ke Bukit Moko dan Patahan Lembang, dapat dibaca disini
12 comments
Yeeyyy...Akhirnya diupload jugaa nih :D.....I like it Miss Chia.....Aku sukaa ma kalimatmu "Ketika hatimu patah, bawalah kakimu untuk melangkah"
ReplyDeleteTunggu yah upload'an jalan2 selanjutnya yah hahaa. Nah makanya mesti sering-sering jalan supaya gak patah hati #lah :D
Deletekeren nampaknya bukit moko ini.
ReplyDeleteview nya oke banget, dan udaranya sepertinya sejuk banget ya..
Salaam i jeverson,
DeleteKeren banget! Cocok buat hiking pokoknya hehe, ayo ke Bukit Moko! ;)
wah keren. Bandung emang oke :D
ReplyDeleteSalaam taufiqur rohman,
DeleteBener banget, #BandungJuara! :D
mba, di bukit moko ini ada hotel ato villa ga sih? pgn ksana, tp bawa anak kecil... jd kalo ada penginapan yg proper, pgn lgs nginep aja gitu...
ReplyDeleteSalaam mbak fanny,
DeleteSepanjangan penglihatan saya sih yg ada cuma kedai-kedai makanan sama rumah warga mbak. Tapi coba cari di caringin tilu (cartil), disitu kayanya ada penginapan. Cuma dr cartil ke bukit moko mesti nanjak lagi pake kendaraan pribadi mbak :D
kalo dari moko patahan lembang itu deket mbak?
ReplyDeleteSalaam mbak vigi,
DeleteDeket mbak, itu udah satu jalur kok. Klo udh di moko, naik ke atas dikit, ada pos untuk nerusin treking ke patahan lembang :D
kakk enak banget ih kayaknya tempatnya :"(
ReplyDeleteSalaam arifinda,
DeleteBetul tempatnya enak bgt, hayuk ke bukit moko! :D