Ada yang bilang, ”Ketika hatimu patah, bawalah kakimu untuk melangkah.”
Bagi sebagian orang yang patah hati,
membawa kaki melangkah jauh dipercaya dapat mengobati luka hati atau setidaknya
meminimalisirnya. Namun bagi saya pribadi, indikasi saya harus melangkahkan
kaki adalah saat keruwetan dan kestresan mulai menari-nari di kepala. Itu
tandanya, “Oke, Mungkin saya lelah dan butuh
piknik!”.
Secara tak sengaja saya membuka folder foto jalan-jalan di leptop dan
mata saya langsung tertuju pada folder
foto perjalanan ke Bukit Moko bersama para sahabat saya. Perjalanan itu kami
lakukan pada saat semester lalu tepatnya pada akhir bulan Desember 2014. Saat
itu saya berserta para sahabat memutuskan untuk sejenak hiking ke Bukit Moko. Bulan Desember tahun lalu memang bulan yang
penuh dengan deadline tugas, UAS, beserta
antek-anteknya. Bisa dipastikan pada bulan Desember kemarin, tiada hari tanpa
melototin leptop, diskusi dengan kelompok, dan malam-malam panjang yang
dihabiskan dengan begadang. Sehingga saat memiliki satu hari untuk libur, kami
langsung sigap menggunakannya untuk refreshing.
Bisa dibilang ingin lari dari tugas-tugas yang membelenggu walau untuk
sementara waktu hehee.