Hikmah ataupun ilmu memang
bisa datang darimana saja dan kapan saja. Termasuk saat menghadiri akad nikah
salah satu sahabatku beberapa hari yang lalu. Seperti prosesi akad nikah pada
umumnya setelah melakukan ijab qobul,
maka ada nasihat pernikahan yang akan disampaikan salah satu orang yang telah
ditunjuk oleh pihak keluarga untuk kedua mempelai. Sebenarnya nasihat
pernikahan tersebut tidak hanya ditunjukkan untuk kedua mempelai, namun semua
orang yang hadir disitupun bisa menghambil hikmahnya. Entah mengapa aku
tertarik mendengarkan Sang Ustad (aku lupa namanya siapa hehe :p) memberikan
nasihatnya, dan berikut aku share apa yang Beliau sampaikan:
Pada kesempatan itu, Sang
Ustad banyak menyinggung tentang banyaknya ketidakbahagian sebuah pernikahan.
Berapa banyaknya pernikahan yang disesali setelah 10 tahun hidup bersama.
Berapa banyak pernikahan yang telah dibina bertahun-tahun namun berujung
perceraian karena diduga tanpa kebahagiaan.
Banyak hal-hal terutama
dari sifat manusia itu sendiri yang menyebabkan ketidakbahagiaan. Keadaan yang
tidak sesuai rencana, orang-orang yang bersikap tidak sesuai dengan harapan,
dll. Salah satu penyebabnya adalah; Terlalu
nenuntut orang sekitar, That’s the point!
Saat seorang istri banyak
menuntut suami untuk membelikan ini itu namun suami tidak mengabulkannya, maka
istri akan kecewa. Begitupun dengan suami, saat suami banyak menuntut istri
untuk bisa melakukan ini itu namun istri tidak dapat melakukannya, maka suami
akan kecewa. Kekecewaan ini lah yang merupakan sebab dari ketidakbahagiaan yang
merupakan pangkal dari ketidakharmonisan rumah tangga.
Aku termenung mencerna
ceramah ustad tersebut. Sesungguhnya hal yang ingin aku bahas disini bukan banyak
menuntut dalam rumah tangga (mengingat aku belum punya pengalaman dalam hal itu
:p) namun banyak menuntut pada lingkungan sekitar. Aku langsung berpikir
sejenak, jangan-jangan selama ini sumber ke’stress’an diri, kegelisahan, serta
kekecewaan gara-gara aku banyak menuntut orang-orang disekitarku.
Saat aku menuntut lebih
orang-orang di sekitarku untuk melakukan ini itu dan aku berekspektasi mereka
dapat melakukannya. Namun saat mereka tidak mampu untuk melakukannya, perasaan
kecewa pun akan muncul. Sesungguhnya perasaan kecewa, ketidakbahagiaan, kegelisan,
karena tidak menyerahkan sepenuhnya hati kepada Allah.
“Tiada ada yang pantas untuk disandarkan, kecuali Allah yang
memiliki Arasy yang agung.”
Keadaan memang mudah
untuk mengecewakan kita, namun pilihan untuk bersyukur dan berbahagia adalah
pilihan diri kita sendiri. Jangan pernah menuntut banyak terhadap orang lain
yang jelas-jelas hanya manusia biasa yang selalu mempunyai celah. Sesekali
tanyakan pada diri apakah kita sudah pantas untuk menuntut itu semua? Apakah
kita sudah cukup baik dalam menuntut diri sendiri? Tuntut diri sendiri untuk
bisa menolerir bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Termasuk orang-orang
yang telah kita tuntut untuk memenuhi berbagai macam ekspektasi kita. Sadarkan diri
bahwa mereka hanya manusia biasa yang memiliki celah, sama dengan kita diri
sendiri.
“Sesungguhnya manusia hanya mahluk lemah dan dhaif, dan hanya
kepada Allah segala urusan diserahkan.”
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari sesi sharing
tadi dan terima kasih kepada Pak Ustad yang telah memberikan secercah
pemahaman :")
0 comments