Entah kenapa tiba-tiba dini hari begini aku kangen sama salah satu muridku sewaktu ppl. Jadi sebagai calon guru, di jurusanku diwajibkan untuk ppl (praktek pengenalan lapangan) di semester 6. Aku kebetulan ppl di salah satu Sekolah inklusif di kelapa gading selama satu semester. Sekolah Inklusif itu sekolah reguler namun didalamnya juga terdapat anak-anak berkebutuhan khusus. Disana aku bertugas sebagai Guru Pembimbing Khusus dan menangani beberapa anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah Joan. Saat aku ppl disana, Joan duduk di kelas VI.
Yang membuat Joan berbeda dengan anak-anak lainnya di sekolah itu yaitu
karena dia spesial. Sangat spesial. Joan mengalami autisme murni. Seperti anak
autisme pada umumnya, Joan banyak terkendala di kontak mata. Namun itu tidak
menyurutkan niatku untuk mengajaknya belajar. Akupun harus memulai pendekatan
yang ekstra pada awal berkenalan dengan Joan karena ia tergolong anak yang
pemalu. Namun lama-kelamaan Joan bisa beradaptasi dan mau belajar denganku, dan
ternyata dia termasuk anak yang cukup cerewet, hehee.
Terkadang sehabis belajar, sebagai reward
nya aku sering diminta Joan untuk bernyanyi dan bergaya ala cherry-bell, dan
tak jarang kita bernyanyi bersama. Setiap kali bertemu di pagi hari, dia selalu
menyapaku terlebih dahulu dan langsung memelukku. Pernah suatu ketika aku gak
masuk sekolah gegara sakit, Joan mondar-mandir di ruang khusus untuk mencariku
dan bertanya kepada teman-teman ppl-ku yang lain. “Kemana Bu Chia? Kenapa gak
masuk?” tanyanya
Dan puncaknya saat perpisahan ppl, saat aku memberikan kenang-kenangan terakhir
kepadanya, Joan bertanya kepadaku “Bu Chia, kapan kita belajar lagi? Ayo Bu Chia kita belajar lagi!” dengan
nada dan intonasi suaranya yang khas dan masih kuingat. Aku memelukknya, yah pelukkan yang terakhir. Disitu aku melihat cinta yang tulus terpancar dari matanya. yah dari mata seorang anak autisme. Cinta yang mungkin tak kutemukan dari anak reguler lainnya, tapi kutemukan di mata Joan.
Dari situ entah kenapa aku merasa pengen nangis, entah disebut lebay atau gimana tapi aku benar-benar ngerasa terharu. Aku yang masih banyak belajar ternyata bisa "segitunya" diinginkan untuk sekedar belajar bareng sama dia. Aku ngerasa segala apa yang kuberikan padanya
(padahal masih minim banget) ternyata dapat membangkitkan semangatnya buat
belajar. Iya, belajar denganku.
Sehingga aku percaya, kalo kita mengajar dengan cinta pasti akan
memdapat balasan cinta juga. Apalagi anak-anak berkebutuhan khusus yang lebih
peka dari anak-anak reguler lainnya. Kini aku gak tahu kabarnya Joan lagi, tapi
aku selalu berharap suatu saat aku bisa ketemu Joan lagi. Joan, semoga jalanmu
selalu diterangi cahaya. Really miss you, dear! :"
P.S:
Keberhasilan seorang pengusaha adalah memiliki anak cabang perusahaan
dimana-mana, keberhasilan seorang dokter adalah saat berhasil membantu orang
yang sakit, keberhasilan seorang peneliti adalah saat menemukan sesuatu yang baru
dan inovatif.
Namun
keberhasilan seorang guru adalah saat siswanya mampu menghargainya. Saat
siswanya mampu menyayanginya. Dan saat siswanya mampu mengamalkan segala ilmu
yang telah diberikan agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat. Selamat
mengajar dengan cinta para guru Indonesia! :D